BOGOR, Sains Indonesia – Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) menyebutkan, perempuan yang bekerja di industri sains dan matematik berkisar 30 persen. Peran peneliti perempuan dalam perkembangan riset Ilmu pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) sangatlah besar untuk kemajuan Indonesia.

Di sektor pertanian, para peneliti perempuan di Badan Litbang Pertanian menjadikan Kartini sebagai inspirasi bagi kemajuan tanpa melupakan kodratnya sebagai perempuan. Sudah banyak hasil inovasi dan teknologi pertanian yang lahir dari ketekunan dan kecerdasan peneliti perempuan Balitbanagtan. Hal itu terungkap saat Bincang Asyik “Kartini Balitbangtan untuk Inovasi Pertanian Indonesia,” yang digelar Balitbangtan secara daring pada Kamis (22/4/2021).

Kepala Balitbangtan, Dr Fadjry Djufry mengungkapkan, sejak berdiri pada 1974, Balitbangtan telah menghasilkan kurang lebih 600 inovasi teknologi yang sudah digunakan seluruh masyarakat petani Indonesia. Terkait riset dan inovasi tersebut, yang paling banyak berkontribusi adalah Srikandi-Srikandi peneliti, penyuluh dan fungsional lain di Balitbangtan. Dari 1.680 peneliti Balitbangtan, 60-70 persen adalah perempuan.

Menurut Fadjry, laki-laki atau perempuan yang bekerja di Balitbangtan tidak dibedakan. Keduanya sama-sama didorong untuk menghasilkan karya. Kendati demikian, perempuan cenderung punya minat besar terhadap ilmu pengetahuan dan dianggap punya tingkat ketelitian yang lebih tinggi dibanding laki-laki.

“Karena itu hari ini kita coba mengangkat peran dan kontribusi peneliti dan pakar-pakar pertanian di Badan Litbang Pertanian yang akan menyampaikan beberapa hal terkait topik yang terkini baik mengenai bioteknologi, penyakit zoonosis, kesuburan tanah, hingga pengolahan pascapanen. Saya berharap webinar ini bisa memberikan edukasi dan informasi untuk kemajuan pertanian indonesia,” kata Fadjry.
Webinar yang dimoderatori oleh Pakar Ekonomi Pertanian, Prof. Handewi Purwati ini menampilkan kiprah 4 Kartini Balitbangtan yaitu Dr. drh. NLP Indi Dharmayanti (Pakar Virologi), Dr. Husnain (Pakar Kimia dan Kesuburan Tanah), Dr. Ika Roostika (Pakar Bioteknologi Pertanian), dan Prima Luna, Ph. D (Pakar Teknologi Pascapanen).

Menangkal Penyakit Hewan

Pakar Virologi, Indi Dharmayanti yang juga menjabat sebagai Kepala Balai Besar Penelitian Veteriner (BB Litvet) Balitbangtan memaparkan peran BB Litvet dalam pencegahan dan pengendalian pandemi dan zoonosis emerging/re-emerging disease. Indi mengatakan, pandemi yang terjadi sepanjang sejarah biasanya terkait dari hewan terlebih dahulu, kemudian berevolusi dan menginfeksi manusia hingga menjadi pandemi global.
Setidaknya sekitar 60% penyakit infeksius dan 70% emerging infectious pada manusia bersifat zoonosis, dengan dua pertiganya berasal dari satwa liar. Mayoritas penyakit emerging infectious diseases disebabkan oleh virus zoonosis yang berasal dari satwa liar dan memiliki pengaruh signifikan terhadap kesehatan dan ekonomi masyarakat.
Indi juga menyampaikan beberapa teknologi dan inovasi yang telah dikembangkan BB Litvet antara lain vaksin unggas, serta vaksin ruminansia dan babi. BB Litvet juga telah menghasilkan teknologi diagnosa seperti kit ELISA antibody avian influenza DIVA, leptospira lip32, mycoplasma galisepticum, African swine fever, dan kit ELISA antibody Covid-19. Teknologi diagnosa tersebut memiliki sensitifitas, spesifitas, dan akurasi yang baik.

53% Perempuan
Pakar Kimia dan Kesuburan Tanah yang menjabat sebagai Kepala Balai Besar Sumberdaya Lahan Pertanian (BBSDLP) Husnain mengungkapkan bahwa jumlah peneliti wanita di lingkup BBSDLP sebanyak 66 peneliti atau 53% dari total 124 peneliti.
Menurut Husnain, sumber daya lahan sebenarnya men’s work karena pekerjaannya yang cukup berat seperti survei tanah, survei air, menggali tanah untuk mendeskripsikan profil tanah, dan lain-lain. “Tetapi dengan kerjasama kita bisa melakukan itu,” lanjutnya.
Untuk mendorong generasi milenial pada sumber daya lahan, BBSDLP menggelar Soil Judging Contest, ajang tahunan untuk para mahasiswa ilmu tanah untuk mendeskripsikan tanah. “Pesertanya banyak perempuan, mereka masuk ke dalam profil tanah, mendeskripsikan dan menetapkan bersama mahasiswa laki-laki,” tuturnya.

Kemajuan Bioteknologi Pertanian

Sementara, Ika Roostika Tambunan Pakar Bioteknologi Pertanian mengungkapkan bahwa berkat perjuangan RA Kartini, kaum perempuan bisa mengenyam pendidikan dan berkecimpung di dunia iptek, khususnya di bidang bioteknologi.
Berbicara tentang isu lingkungan terkait pemanasan global dan populasi manusia yang berkembang pesat, maka terjadi pencemaran lingkungan, degradasi lahan dan hutan, diversitas genetik yang turun, penipisan ozon dan lain-lain. Untuk mengatasi berbagai permasalahan yang ada, Balitbangtan mengembangkan teknik kultur jaringan yang bertujuan untuk perbanyakan tanaman, konservasi, pemuliaan, produksi metabolit sekunder dan lain-lain.
Di Balitbangtan beberapa peneliti perempuan telah menggeluti teknik kultur jaringan. Misalnya Prof. Dr. Ika Mariska yang mengembangkan kultur jaringan kelapa sawit, kopyor, dan kurma. Peneliti perempuan lainnya, Dr. Meynarti Sri Dewi (kultur jaringan kopi), Dr. Sri Suhesti (Kultur Jaringan Tebu), Dr. Rully Dyah Purwati (kultur jaringan Abaka), Dr. Fitri Rachmawati (kultur jaringan anggrek dendrobium) dan lain-lain.

Generasi Milenial
Mewakili peneliti dari generasi milenial, Pakar Teknologi Pascapanen, Prima Luna menyampaikan hasil survei Women in Business tahun 2021 yang menyatakan kelahiran new age corporate women pada perusahaan besar top di seluruh dunia sekitar 31%. Hal ini membuktikan perempuan di dunia kerja adalah sangat luar biasa keberadaannya. Begitu juga dengan Balitbangtan yang memiliki 874 peneliti dan perekayasa perempuan.
“Dari survei tersebut para wanita ini memiliki karakteristik kuat, smart, secara teknis kompeten dan secara emosional berani dan percaya diri, hal ini setara dengan laki-laki sebagai partner kerja,” tutur Peneliti Junior di Balai Besar Litbang Pascapanen Pertanian (BB Pascapanen) ini.
BB Pascapanen dengan fasilitas laboratorium yang lengkap telah menghasilkan berbagai inovasi teknologi seperti teknologi pengolahan bawang merah dan cabai, teknologi proses pupuk biosilika dari sekam padi, teknologi instore drying bawang merah, teknologi starter kering yoghurt probiotik substitusi impor, teknologi deteksi cepat mutu organoleptik beras berbasis android, dan lain-lain.
Luna mengungkapkan, lebih dari 60% peneliti BB Pascapanen adalah perempuan. Pada 2020, penanggung jawab kegiatan riset dan pengembangan, 50% adalah perempuan. Para peneliti perempuan tersebut juga berperan aktif dala kegiatan diseminasi hasil teknologi melalui bimbingan teknis dan pendampingan yang sasarannya adalah kelompok wanita tani. Mereka juga berprestasi, mendapatkan award, menjadi pembicara nasional dan internasional, serta aktif dalam mempublikasikan hasil riset melalui jurnal nasional dan internasional. (Setia Lesmana)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini