Pada tahun 2017 saya pernah berada di ruang kemudi kapal selam Nanggala-402 dalam rangka menulis buku Kapal Selam Indonesia bersama Prof Indroyono Soesilo. Menjelajahi ruang torpedo dan ruang-ruang lainnya.
Ruangannya sempit-sempit. Untuk ruang makan, tersedia meja dan kursi yang serba mini. Begitu juga dengan ruang tidurnya, dibuat bertingkat dan cukup untuk merebahkan tubuh.
Semua dibuat seefisien mungkin agar bisa beroperasi dengan hemat energi. Kapal selam buatan Jerman pada tahun 1981 ini sebenarnya sudah cukup tua. Kapal selam ini lalu diservis oleh Korea Selatan dan selesai pada tahun 2012.
Rabu (21/4/2021) dini hari pukul 03.00 kapal selam Nanggala-402 kehilangan kontak di sekitar 95 km perairan utara Bali. Membawa 53 orang yang terdiri dari 49 ABK, seorang komandan satuan, dan tiga personel senjata.
Kapal hilang kontak saat komandan pelatihan hendak memberikan otoritas penembakan torpedo. Kemungkinan pada saat menyelam di kedalaman 13 meter pertama –saat paling kritis bagi kapal selam– kapal selam oleng tak terkendali.
Artikel selengkapnya dapat Anda baca di Majalah Sains Indonesia edisi Mei 2021