Untuk mengatasi peristiwa black out akibat gangguan transmisi kelistrikan yang membuat lebih dari separuh Pulau Jawa lumpuh pada 4 Agustus 2019, Indonesia akan memiliki power bank raksasa.
ada saat gangguan itu, lebih dari 100 juta pelanggan listrik di Jabodetabek, Jawa Barat, dan Jawa Tengah tidak bisa menikmati listrik selama belasan jam. Seluruh kereta listrik dan mesin-mesin ATM tidak beroperasi.
Sejumlah MRT terjebak di stasiun bawah tanah. Jaringan internet pun terganggu karena sistem provider gagal memancarkan sinyal, serta jutaan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) tidak bisa berproduksi. Tidak kurang dari Rp1 triliun harus dikeluarkan PT PLN sebagai konpensasi akibat pemadaman masal tersebut.
Peristiwa yang mirip pernah terjadi di negara bagian Australia Selatan tahun 2017 silam. Pemerintah Australia pun kemudian menggandeng Tesla, perusahaan milik Elon Musk, membangun Mega Baterai berdaya 100 Megawatt yang mampu menyuplai listrik untuk 30 ribu rumah.
Selain Australia, Energy Storage System (ESS) atau sistem penyimpanan energi berbasis baterai litium juga dibangun di sejumlah negara bagian di Amerika Serikat. Instalasi ESS AS pada tahun 2019 mencapai 522,7 megawatt atau setara 1.113 megawatt-jam.
Artikel selengkapnya dapat Anda baca di Majalah Sains Indonesia edisi Mei 2021
