CIAWI, Sains Indonesia – Menteri koordinator Perekonomian, Airlangga Hartarto meminta Kementerian Pertanian terus mengembangkan riset peternakan guna mendukung kemandirian pangan. Salah satu ternak unggulan yang dikembangkan antara lain sapi Belgian Blue.
Didampingin Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, Ketua Umum Partai Golkar itu mengunjungi Balai Penelitian Ternak, Ciawi, Bogor, Kamis (6/4/2021). Airlangga pun diminta untuk memberi nama anak sapi persilangan Belgian Blue dengan sapi Friesian Holstein (FH) di kandang Ruminansia Besar Ciawi. Airlangga pun menamai anak sapi berjenis kelamin jantan berbobot lahir 31,5 kg itu dengan nama Parikesit.
Kepala Badan Litbang Pertanian Fadjry Djufry menyampaikan pihaknya mengupayakan akselerasi pemanfaatan inovasi teknologi dan produksi bibit. Berbagai riset dilakukan untuk menghasilkan bibit sapi unggul yang menghasilkan daging lebih banyak dan berkualitas.
“Salah satunya melalui pengembangan sapi Belgian Blue di Indonesia dan masih banyak yang lain,” ujarnya.
Fadjry mengatakan, Belgian Blue didatangkan pertama kali dari Belgia ke Indonesia pada 2017. Sapi ini merupakan sapi tipe pedaging yang bobotnya dapat mencapai 700 kg-1 ton. Bobot sapi bisa melonjak dikarenakan adanya mutasi gen myostatin atau gen pertumbuhan yang berfungsi menekan pertumbuhan otot.
Menurut Fadjry, pengembangan sapi Belgian Blue ini merupakan wujud pengembangan teknologi dalam rangka introduksi jenis sapi baru di Indonesia. Keberadaan Belgian Blue yang digunakan untuk disilangkan dengan sapi lokal yang nantinya akan meningkatkan perototan sapi lokal.
Beberapa keuntungan yang diperoleh dari terjadinya mutasi ini adalah, perototan yang luar biasa. Kelebihannya, jumlah karkas juga meningkat dan kandungan lemak pada daging yang rendah.
“Pengembangan sapi Belgian Blue di Indonesia merupakan wujud pengembangan sapi baru di Indonesia dalam upaya meningkatkan kecukupan daging sapi, karena karkas sapi Belgian Blue ini dapat mencapai 73 persen,” bebernya.
Setia Lesmana