Bitcoin Ternyata (Tidak) Ramah Lingkungan

0
215

Beberapa pihak menilai konsumsi listrik bitcoin tidaklah efisien. Namun di sisi lain, tambang Bitcoin juga dinilai tidak merusak lingkungan selayaknya tambang logam mulia konvensional. Lantas klaim manakah yang benar?

Perdebatan tentang Bitcoin tengah memanas, di mana konsumsi energi dinilai menjadi titik lemah jaringan uang digital yang digadang-gadang sebagai masa depan keuangan dunia ini. Energi yang dibutuhkan untuk memverifikasi transaksi Bitcoin -sekaligus menambangnya- dikhawatirkan akan menciptakan krisis energi. Namun sejumlah pelaku industri lain menilai, Bitcoin lebih ramah lingkungan ketimbang tambang emas konvensional.

Meroketnya harga Bitcoin dan statusnya sebagai emas digital telah menjadi topik utama yang diperbincangkan sejak 2017. Hingga pertengahan tahun ini, optimisme pasar mengenai mata uang kripto ini masih berlanjut. Nilai bitcoin terus tumbuh hingga lebih dari sepuluh kali lipat dalam setahun terakhir. Kini nilai tukar 1 bitcoin (BTC) lebih dari US$ 56.000 dibandingkan dengan hanya sekitar US$ 5.000 dollar AS pada Maret 2020. 

Di saat yang sama, kewaspadaan mengenai Bitcoin sebagai sebuah aset investasi juga terus disuarakan oleh pemerintah, ekonom, dan bank sentral di beberapa negara. Alex de Vries, seorang konsultan dari PwC dan pendiri situs analisis Bitcoin Digiconomist, telah melakukan perhitungan terkait dampak lingkungan dari aktivitas penambangan dan transaksi Bitcoin sebagai mata uang digital, dan hasilnya sungguh di luar dugaan.

Artikel selengkapnya dapat Anda baca di Majalah Sains Indonesia edisi Juni 2021

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini