Suvenir atau cinderamata banyak ditemui di daerah tertentu, terutama tempat wisata. Suvenir dibeli lebih karena unsur kenangan daripada keindahannya. Untuk itu perajin harus kreatif menciptakan souvenir menarik.
Proses pembuatan suvenir wajib melalui proses eksplorasi, perancangan dan perwujudan yang tepat supaya keberadaan suvenir mampu memberikan manfaat yang maksimal bagi perajin maupun daerah selaku pengelola tempat wisata. Menciptakan suvenir membutuhkan keterampilan dan kreativitas yang luar biasa.
Demikian dikatakan Dosen Pendidikan Kriya Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) Wahyono dalam workshop kerajinan replika memorabilia ke-Bung Hatta-an di Bukittinggi, Selasa (22/6).
“Kemampuan inilah yang akan mengubah benda-benda yang tidak berharga menjadi produk-produk kerajinan tangan yang menarik, hingga diminati banyak orang, terutama wisatawan,” katanya.
Menurut Wahyono dalam siaran persnya, untuk membuat sebuah cinderamata diawali dengan tahap eksplorasi, perencanaan, dan pelaksanaan. “Tahap awal yang perlu diperhatikan dalam mengembangkan karya suvenir adalah tahap eksplorasi dan menuangkan gagasan,” kata Wahyono.
Artikel selengkapnya dapat Anda baca di Majalah Sains Indonesia edisi Juli 2021