Proses konsolidasi dan integrasi seluruh lembaga Litbang di Tanah Air dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) diprediksi memakan waktu lebih dari satu tahun. Jalan terjal integrasi lembaga riset pun menanti di depan mata.
Usai tidak menjabat sebagai Menteri Riset dan Teknologi dan Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Bambang PS Brodjonegoro menyempatkan hadir dalam webinar yang digelar Ikatan Alumni Program Habibie (IABI), pertengahan April 2021. Dalam seminar itu, Bambang bercerita mengenai peliknya mendorong Indonesia lepas dari jebakan negara kelas menengah dan beralih menjadi negara maju lewat upaya-upaya pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek).
Webinar kala itu juga dimanfaatkan Bambang untuk meminta maaf kepada anak buahnya di Kemenristek/BRIN. Bambang sedih karena menjadi Menristek terakhir dan kini ristek tidak menjadi kementerian yang berdiri sendiri. “Saya mohon maaf karena selama setahun, mereka (anak buahnya saat menjabat sebagai Menristek/BRIN) tidak punya status yang jelas,” ujar akademikus Universitas Indonesia (UI) tersebut.
Sejak dilantik sebagai Menristek/Kepala BRIN pada 23 Oktober 2019 hingga 16 bulan purna kepemimpinannya, Bambang tidak kunjung merampungkan struktur organisasi di lembaga tersebut. Dalam situs resmi Kemenristek/BRIN kala itu tertulis, hanya terdapat dua deputi, yakni Deputi Penguatan Inovasi dan Deputi Penguatan Riset dan Pengembangan. Keduanya dipegang oleh pelaksana tugas.
Artikel selengkapnya dapat Anda baca di Majalah Sains Indonesia edisi Juli 2021