Bogor, Sains Indonesia – Wajah-wajah sumringah terpancar dari raut muka para penerima apresiasi peternak sukses. Mereka adalah Dedi Mulyadi, Parmin, Sumali, dan Edy Herwanto terpilih menjadi peternak sukses binaan Puslitbangnak, Badan Litbang Pertanian.
“Mereka telah berkomitmen menjadi mitra pengembangan bibit unggul hasil inovasi Balitbangtan, serta berupaya maksimal dalam memenuhi kebutuhan protein hewani, karena itulah mereka layak kita berikan apresiasi,” kata Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Dr drh Agus Susanto M.Si, di Bogor, Senin (15/11).
Keempat peternak tersebut berhak menerima apresiasi karena dinilai sukses dan berkomitmen menjadi mitra pengembangan bibit unggul hasil inovasi Balitbangtan. Termasuk dalam mewujudkan pertanian mandiri, maju, dan modern.
Dedi Mulyadi, Ketua Kelompok Ternak Pamoyanan Farm Bogor, dinilai sukses dalam membudidayakan kambing Boerka Galaksi Agrinak pada program kemitraan akselerasi diseminasi bibit unggul di Bogor tahun 2020.
Parmin, Ketua Kelompok Tani Desa Belanti Siam, Kalimantan Tengah, dinilai sukses dalam membudidayakan itik pada program food estate di Pulang Pisau, Kalimantan Tengah tahun 2020.
Sementara itu, Sumali, Ketua Kelompok Ternak Anak AKUB Salatiga, Jawa Tengah, dinilai sukses membudidayakan ayam KUB di Semarang. Adapun Edy Herwanto, Ketua Kelompok Tani Ternak Lembu Jaya Mojokerto, Jawa Timur, dinilai sukses dalam membudidayakan sapi POGASI Agrinak.
Lebih jauh Agus mengatakan mereka, diharapkan menjadi suri tauladan dalam semua hal, dan menjadi lampu penerang di tengah-tengah masyarakat. “Tetap gas pol jangan kendor, kita akan memberikan dukungan dan pendampingan kepada peternak sukses binaan, dengan harapan semakin termotivasi dalam mewujudkan pertanian mandiri, maju, dan modern,” tegas Agus.
Puslitbangnak, kata Agus, telah menyebarkan bibit unggul tersebut dan telah berkembang di beberapa wilayah Indonesia, yang dilaksanakan dalam bentuk kegiatan kemitraan akselerasi, food estate. Program yang digalakkan ini sifatnya sebagai pematik dan alhamdulillah mampu ditangkap oleh mitra peternak.
“Kami memberikan apresiasi sebesar-besarnya kepada mitra peternak yang telah berkomitmen. Apresiasi tidak lupa kami hanturkan kepada BPTP dan dinas atas dukungannya melalui penguatan pendampingan dan program pendukung lain dalam rangka menjamin keberlanjutannya di tengah masyarakat,” jelas Agus.
Dapat Diduplikasikan
Agus berharap prestasi ini tidak hanya berhenti di sini, namun lebih berkembang lagi, serta dapat diduplikasikan oleh masyarakat sehingga berdampak signifikan pada peningkatan produksi ternak dan target ekspor.
Sementara itu Kepala Badan Penelitian dan pengembangan Pertanian, Dr Fadjri Djufry mengucapkan selamat kepada para penerima apresiasi peternak sukses. Badan Litbang Pertanian akan terus mensupport dan mendorong akselerasi hasil-hasil yang telah dicapai.
Apresiasi kepada peternak yang sukses sangat penting, mengingat pertanian merupakan sektor yang sangat penting dalam mendukung ketahanan pangan nasional karena tidak mengalami dampak ekonomi dibandingkan sektor lain. Ketersediaan pangan yang berkelanjutan merupakan salah satu kunci agar dapat terbebas dari musibah ini.
Puslitbangnak sudah banyak menghasilkan teknologi, antara lain bibit unggul ternak (ayam KUB, itik master, domba compass agrinak, kambing boerka, sapi pogasi, dan lain-lain), dan sudah tersebar hampir ke seluruh provinsi di Indonesia.
Selain ayam ras, ayam kampung, itik lokal, kambing, domba dan sapi juga termasuk komoditas yang potensial untuk ditingkatkan produksinya. Untuk ternak kambing dan domba berkembang secara positif selama periode tahun 2001 sampai dengan tahun 2020.
Populasi ternak domba naik sebesar 7,50% per tahun dari 7.4 juta ekor menjadi 17,769 juta ekor pada tahun 2020, sedangkan hal tersebut untuk ternak kambing naik 2,79% per tahun dari 12,4 juta ekor menjadi 19,096 juta ekor pada tahun 2020.
Menurut Fadjri, permintaan kambing domba secara umum dapat dibedakan untuk pemenuhan kebutuhan nasional dan ekspor. Dalam lingkup nasional, pasar terbesar kambing-domba masih didominasi oleh pasar aqiqah dan qurban yang dapat mencapai lebih dari 5 juta ekor/tahun dan sisanya untuk kebutuhan masyarakat umum.
Di sisi lain, permintaan kambing-domba dari luar negeri juga meningkat terutama negara tetangga, seperti Singapura, Malaysia, dan Brunei. Saat ini, permintaan ternak kambing domba ke negara tetangga sebesar 5.000 ekor per bulan belum dapat dipenuhi secara kontinu.
Data Dirjen PKH (2020), nilai ekspor ternak kambing pada tahun 2019 sebesar 118.940 USD atau sekitar 1,7 miliar rupiah, sedangkan nilai eksport hasil ternak kambing-domba baru 6.560 USD atau sekitar 95 juta rupiah. Nilai tersebut masih kecil dan sangat potesial untuk ditingkatkan melihat banyaknya permintaan pasar luar negeri.
Dalam kesempatan tersebut juga diselenggarakan Focuss Group Discussion (FGD) dengan tema Pengembangan Usaha Kambing Domba Mendukung Ekspor Berkelanjutan. FGD yang bertujuan mendapatkan informasi dan arahan kebijakan serta mendapatkan langkah kongkrit untuk mendorong program gerakan tiga kali ekspor (Gratieks) ini menghadirkan tiga nara sumber.
Dr Andi Baso Lompengen Ishak, Kepala Balai Penelitian Ternak dengan topik bahasan Capaian Kegiatan Usaha Kambing Boerka Hasil Kerja Sama dengan Brimob Polda Sulawesi Selatan: Prospek dan Tantangannya.
Sementara itu, Dr Atien Priyanti M.Sc dengan topik bahasan Prospek Pengembangan Kambing dan Domba Mendukung Ekspor Berkelanjutan. Adapun Komandan Satuan Brimob Polda Sulsel yang diwakili Danyon C Pelopor Satbrimob Polda Sulsel, Kompol Nur Ichsan S.Sos dengan topik bahasan Pengembangan Usaha Ternak Kambing di Sulawesi Selatan.
“Saya berharap dari FGD ini dapat bersinergi dengan mitra, sehingga dapat memberikan kontribusi positif bagi perkembangan peternakan ke depan dan dapat mengangkat pendapatan dan kesejahteraan petani dan peternak,” pungkas Fadjri.
Slamet Widayadi