Sumba Tengah Optimis Berkontribusi di Sektor Pertanian

0
196

NTT, Sains Indonesia – Kabupaten Sumba Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) ditetapkan sebagai kawasan food estate. Pengembangan yang dilakukan di sejumlah kecamatan mencapai 10.000 hektare. 5.400 hektare merupakan kawasan persawahan, dan 4.600 hektare lahan tadah hujan.

Salah satu kecamatan yang menjadi kawasan pengembangan food estate adalah Mamboro. Di wilayah ini pengawalan program food estate khususnya tanaman padi dilakukan Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi) bersama dengan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) NTT, Penyuluh Dinas Pertanian Kabupaten Sumba Tengah dan dukungan Pemerintah Daerah Kabupaten Sumba Tengah.

Kelima varietas yang ditanam di lokasi demfarm  dan telah memasuki masa panen adalah CakrabuanaPadjadjaranSiliwangiInpari 42 dan Inpari IR Nutri Zinc

Dalam kesempatan tersebut, Bupati Sumba Tengah Paulus S.K. Limu dan Kepala BB Padi Dr. Yudi Sastro melaksanakan panen padi varietas Inpari IR Nutri Zinc diareal demfarm padi di Desa Manuwolo, Kecamatan Mamboro, Sumba Tengah, Senin (15/11).

Hadir dalam acara panen Kepala BPTP NTT, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Sumba Tengah, peneliti pemuliaan BB Padi, Penyuluh, Camat, Kepala Desa, Kelompok tani dan para petani.

Dari hasil panen ubinan varietas Inpari IR Nutri Zinc dihasilkan 6,4 t/ha, Padjadjaran 6,5 t/ha, dan Cakrabuana 7,8 t/ha.

Kendati kondisi irigasi dan tingkat pengetahuan petani menjadi tantangan tersendiri bagi kabupaten muda pamekaran dari Kabupaten Sumba Barat itu, namun berkat dukungan berbagai pihak hasil panen padi di Kecamatan Mamboro menggembirakan ujar Umbu Sina selaku Ketua Kelompok Tani Ratiwoya.

Sementara itu, Yudi Sastro dalam sambutannya menegaskan kesiapannya dalam menjawab setiap tantangan yang ada di Sumba Tengah tersebut.

“Tadi kita sudah panen dan sebenarnya saya tidak bisa berkata banyak, Saya salut dengan Desa Manuwolo, karena dengan kondisi iklim yang tantanganya tinggi, kita bisa panen padi diatas rata-rata yang pernah ditergetkan Pak Menteri Pertanian, yaitu 6 ton/ha namun kita bisa panen diatas target tersebut dan Badan Litbang Pertanian, Kementan siap mendampingi dan mengawal petani di Sumba,” tegasnya.

Yudi menambahkan terkait ketersediaan benih dan varietas spesifik lokasi yang cocok dikembangkan di Sumba Tengah. 

“Sebagai tusi BB Padi terkait benih varietas padi yang spesifik Sumba ini kita siap, tinggal lihat dan petakan apa yang cocok disini, sudah kebayang yang ke-1 varietas Inpari IR Nutri Zinc untuk padi sawah, kenapa? Kita masih banyak, kasus kita kekurangan kasus Zn, kemudian yang ke-2 karena anomali iklim yang luar biasa, musim hujan semakin pendek kita punya varietas padi yang super genjah ada Cakrabuana, ada SIliwangi, ada Inpari 13, ada Padjajaran ini nama Jawa Barat Semua,” tambahnya.

Menurut Dr. Untung Susanto selaku penanggung jawab kegiatan Demfarm di Sumba Tengah menegaskan bahwa untuk memenuhi kebutuhan benih Inpari IR Nutri Zinc telah disiapkan di lahan seluas 18 ha. BB Padi siap memenuhi kebutuhan benih jika dibutuhkan dan menawarkan beberapa varietas padi gogo yang cocok ditanam dilahan tadah hujan dan bermitra dalam teknik budidaya di Kabupaten Sumba Tengah.

Di hadapan peserta yang hadir Bupati Sumba Tengah dalam sambutannya  menyampaikan rasa optimisnya terkait kontribusinya dibidang pertanian.

“Saya yakin betul dengan kondisi seperti sekarang ini yang bisa membantu NTT, membantu negara ini, membantu Sumba Tengah hanya bidang pertanian, kemaren perhitungan BPS bahwa daerah yang punya kontribusi besar dalam peningkatan ekonomi di NTT adalah Sumba Tengah, khususnya dari sektor tanaman pangan dan hortikultura,” ujar Bupati.

Ia menambahkan, “Hari ini kita bisa panen benih, apalagi ini benih yang kita panen adalah label putih tetapi Inparinya Nutri Zinc dan super genjah. Saya berharap betul benih padi varietas lain untuk padi lahan kering dan beberapa benih komoditas lain.” (Slamet Widayadi)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini