Pada Senin, 15 Januari 1962, pukul 17.00, tiga kapal perang Angkatan Laut RI (ALRI) jenis Motor Torpedo Boat (MTB), yaitu RI Harimau dipimpin Mayor Laut Samuel Moeda, RI Matjan Tutul dipimpin Kapten Wiratno, dan RI Matjan Koembang dipimpin Letnan Laut Sidhoparomo berlayar dari Pulau Ujir di Dobo, Kabupaten Kepulauan Aru mengangkut 150 prajurit sukarelawan yang akan didaratkan di Kaimana, Irian Barat, dalam rangka Operasi Trikora Pembebasan Irian Barat. Turut dalam pelayaran MTB RI Matjan Tutul adalah Deputi-I KSAL, Komodor Laut Jos Soedarso.
Sekitar pukul 20.15, di perairan Laut Arafura, pesawat-pesawat Neptune AU Belanda mendeteksi konvoi kapal perang ALRI tadi dan mulai menembakkan peluru-peluru suar. Suasana laut menjadi terang-benderang. Ternyata, tiga kapal perang jenis destroyer dan fregat AL Belanda, yaitu HNLMS Evertseen, HNLMS Kortenaer, dan HNLMS Utrech telah siap siaga mencegat konvoi kapal-kapal perang ALRI tadi.
Pada pukul 21.25, pertempuran laut tidak seimbang pecah. meriam-meriam Bofor kaliber 40 mm dan senapan-senapan mesin berat kaliber 12,7mm MTB ALRI tidak mampu menyaingi persenjataan berat kapal-kapal perang AL Belanda tadi. Untuk melindungi RI Harimau dan RI Matjan Kumbang, maka RI Matjan Tutul melaju kencang ke arah armada AL Belanda tadi guna memberi kesempatan bagi dua MTB lainnya untuk berbalik arah dan menyelamatkan diri.
Pada suasana genting tadi, Komodor Jos Soedarso mengambil alih komando RI Matjan Tutul dan memposisikan MTB-nya menjadi sasaran tembak kapal-kapal perang Belanda tadi. RI Matjan Tutul tenggelam bersama 24 awak kapalnya, termasuk Jos Soedarso dan Wiratno, sedang 50 awak lainnya ditawan Belanda. Artikel selengkapnya dapat anda baca di Majalah Sains Indonesia edisi Februari 2022