Siasat Hidup di Tengah Ancaman Bencana

0
164

Kesadaran dan pengetahuan diperlukan untuk meminimalisir risiko dampak bencana.

Gempa berkekuatan 6,6 skala Richter mengguncang Selat Sunda, Provinsi Banten pertengahan Januari 2022. Lebih dari 750 rumah di Kabupaten Pandeglang dilaporkan rusak. Peristiwa tersebut menambah panjang daftar bencana alam yang “menyapa” Nusantara di awal 2022.

Selama periode 1-8 Januari 2022 saja, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan telah terjadi 68 kejadian bencana alam. Sekitar 90% merupakan bencana hidrometeorologi, seperti banjir, tanah longsor, cuaca ekstrem, kebakaran hutan dan lahan, serta gelombang pasang.

Selama periode tersebut, tercatat 38 bencana banjir 16 kali cuaca ekstrem, 12 kali tanah longsor, dan kemudian kebakaran hutan dan lahan serta gelombang pasang masing-masing satu kali. Sebanyak 140.620 jiwa terdampak dan harus mengungsi, sementara tujuh orang dilaporkan meninggal dunia dan 15 lainnya luka-luka.

Selain itu, sebanyak 528 rumah rusak yang terdiri atas 46 rusak berat, 72 rusak sedang, dan 410 rusak ringan. Bencana yang terjadi juga membuat tiga fasilitas pendidikan rusak, enam tempat peribadatan rusak, dan satu fasilitas kesehatan rusak.

Data itu mengonfirmasi menguatnya dampak perubahan iklim dan kerusakan sumber daya alam akibat ulah manusia. Bencana hidrometeorologi, menurut ahli Meteorologi dan Klimatologi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Edvin Aldrian, adalah bencana yang dampaknya dipicu oleh kondisi cuaca dan iklim dengan berbagai parameternya. Artikel selengkapnya dapat anda baca di Majalah Sains Indonesia edisi Februari 2022

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini