Beradaptasi dengan Tatanan Hidup Baru

0
122

Varion Omicron dianggap sebagai pertanda berakhirnya pandemi Covid-19. Namun tidak ada yang bisa memprediksi kapan kondisi berat dan penuh luka ini akan benar-benar berakhir. Satu hal yang pasti, manusia dituntut untuk beradaptasi dengan pola kehidupan baru.

Pandemi berdampak pada seluruh sektor kehidupan. Ketika kondisi ini benar-benar berakhir nanti, manusia diprediksi mengadopsi gaya hidup baru yang lebih mengonsumsi teknologi, sebagaimana yang selama ini dilakukan selama dua-tiga tahun terakhir. Tatanan hidup baru akan terjadi di semua sektor, mulai dari keluarga, masyarakat, sekolah, hingga tempat kerja.

Pandemi telah membawa dimensi baru. Hampir semua lini berubah mengadopsi teknologi. Teknologi menjadi jembatan dan solusi di tengah pembatasan sosial. Berkat peran teknologi, masyarakat bisa tetap mendapat informasi dan layanan kesehatan, pembelajaran jarak jauh, bekerja dari rumah, menikmati aneka hiburan, hingga memfasilitasi pertemuan sosial. Semua itu dilakukan secara remote, dari rumah.

Namun proses adaptasi ini tidak selalu mulus. Berpindahnya berbagai aktivitas dari offline ke online membuat waktu yang dihabiskan di depan gawai meningkat drastis. Terbatasnya akses dan layanan teknologi, lemahnya kontrol terhadap penggunaan gawai, hingga ketidakjelasan pendampingan penggunaan gawai justru telah memunculkan berbagai persoalan lainnya.

Menurut Peneliti Psikologi Pendidikan dari Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM), Elga Andriana, banyak anak dari keluarga berstatus ekonomi terbatas yang kesulitan mengakses pendidikan online, bahkan kehilangan akses. Sementara di daerah dengan akses digital yang lebih baik, banyak orangtua merasa kesulitan membatasi waktu menyimak layar gawai pada anaknya, terutama saat proses belajar dari rumah. Artikel selengkapnya dapat anda baca di Majalah Sains Indonesia edisi Maret 2022

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini