Keberadaan ikan napoleon (Cheilinus undulatus) di perairan Maluku Utara kian langka. Hasil survei menunjukkan ikan dengan status perlindungan secara terbatas ini populasinya rendah. Karena larangan terbatas, tidak ada data penangkapan dan penjualan jenis ikan ini.
Sebagai bagian segitiga terumbu karang dunia, laut Maluku Utara menyimpan beragam jenis biota laut eksotis. Salah satunya ikan napoleon (Cheilinus undulatus). Spesies ini dulu banyak ditemukan mulai dari Halmahera Selatan, hingga ke Pulau Makian, Pulau Moti, dan Kepulauan Sula. Namun populasinya kini sudah sangat jarang di perairan Maluku Utara.
Abdul Azis, seorang nelayan dari Pulau Laigoma Kayoa Halmahera Selatan bercerita, jenis ikan ini dulu sangat ba-nyak. Namun saat ini sudah sangat jarang ditemukan. “Sudah puluhan tahun tidak lagi mendapatkan ikan ini,” ujarnya.
Mayoritas warga Pulau Laigoma adalah nelayan ikan karang yang setiap hari mengail ikan untuk kemudian dijual.
Sedangkan Adita Agoes dari Nasijaha Dive Center Ternate yang beberapa tahun terakhir ini melakukan penyelaman di hampir semua kawasan terumbu karang Maluku Utara, bercerita bahwa selama diving jarang menemukan ikan napoleon dewasa. “Paling hanya ada satu-dua ekor di suatu spot diving, itupun tidak banyak,” tuturnya.
Kepala Badan Kawasan Konservasi Perairan Daerah (KKPD) Maluku Utara, Syahrudin Turuy menyebut, saat ini habitat ikan napoleon terdapat di Kawasan Konservasi TWP Pulau Makian dan Pulau Moti serta Taman Pesisir Kepulauan Sula.
“Adapun perlindungan ikan napoleon baru sebatas sosialisasi dan pembentukan Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmaswas) di setiap Kawasan Konservasi (KK) untuk membantu pengawasan,” jelasnya. Artikel selengkapnya dapat anda baca di Majalah Sains Indonesia edisi Maret 2022