Dampak wabah Covid-19 sungguh terasa sampai sekarang. Hampir dua tahun aneka masalah harus kita hadapi karena virus korona ini. Akibat pandemi, banyak persoalan membebani warga dunia, termasuk yang ada di Indonesia. Gaya dan pola hidup berubah total agar bisa beraktivitas di tengah wabah.
Protokol kesehatan harus menjadi pegangan utama dalam setiap aktivitas, termasuk yang kami lakukan di jajaran redaksi. Sudah cukup lama, kami menerapkan pertemuan secara online. Kami harus melakukan rapat secara jarak jauh. Ini tuntutan yang mesti kami penuhi demi bisa bekerja efektif dan menjaga kesehatan.
Pembahasan laporan utama yang telah tersaji di tangan pembaca ini juga merupakan hasil racikan tim redaksi yang bekerja dengan mengedepankan protokol kesehatan. Kami beberapa kali berkoordinasi dan berkomunikasi untuk mematangkan isi tulisan laporan utama secara jarak jauh. Kami masih harus rapat jarak jauh.
Ya, kami dalam laporan utama pada edisi ini memilih persoalan yang terasa masih hangat dan menarik yaitu soal Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Meski perdebatan tentang eksistensi BRIN kini tidak lagi relevan karena sudah menjadi keputusan dan diikuti dengan aneka kebijakan lainnya, kami tetap mengulasnya.
Kami bukan untuk mempermasalahkan pada tataran kebijakannya, tapi apa yang harus dilakukan ke depan oleh BRIN. Kami mengambil posisi, mari beri ruang yang cukup dan proporsional untuk BRIN menjalankan amanatnya. Kami mengingatkan dengan sangat jelas dalam laporan utama ini, jika dalam tiga hingga empat tahun ke depan hasil peleburan tidak menghasilkan karya unggul maka masa depan riset jadi taruhannya.
Mari kita percayakan BRIN bekerja, tentu sambil terus kita kritisi.
- Redaksi