Jakarta, Sains Indonesia – PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) menargetkan mengoperasikan 10.047 bus listrik pada 2030 untuk mengurangi emisi karbon dari sektor transportasi. Perubahan menuju elektrifikasi dilakukan bersama dengan Pemprov DKI Jakarta serta sektor swasta sebagai komitmen bersama mendukung upaya penanganan polusi udara dan emisi di Ibukota melalui penggunaan kendaraan elektrik.
Pernyataan tersebut mengemuka dalam acara Inagurasi Layanan Bus Listrik Transjakarta yang digelar pada Selasa, 8 Maret 2022. Pada kesempatan tersebut, sebanyak 30 unit bus listrik Transjakarta diluncurkan, dengan target penambahan hingga mencapai 100 unit bus listrik di penghubung 2022.
Kepala Divisi Sekretaris Korporasi dan CSR Transjakarta, Angelina Betris menyebut, sebagai perusahaan transportasi umum, Transjakarta mendukung upaya Pemprov DKI Jakarta mengurangi emisi karbon. Caranya dengan mengalihkan layanan bus yang selama ini berbahan bakar fosil ke bus berbahan bahan energi terbarukan.
Perubahan kendaraan itu dilakukan bertahap. Mulai dari 2 persen bus pada tahun ini, lalu ditingkatkan menjadi 51 persen pada 2025, hingga akhirnya pada akhir 2030, seluruh bus yang beroperasi dibawah naungan Transjakarta akan menjadi bus listrik atau 100 persen.
“DKI Jakarta memiliki target untuk mencapai Net-Zero Emission di 2050. Untuk itu DKI Jakarta berusaha memulai sustainable mobility melalui pengintegrasian sistem transportasi. Dan transformasi yang efisien untuk bisa mengakomodasi jutaan perjalanan setiap hari. Selama ini Transjakarta telah melakukan sejumlah uji coba pengoperasian bus listrik. Dari uji coba itu, kami optimistis target 100 persen bus listrik pada 2030 bisa dicapai,” ungkap Betris.
Dalam upaya mencapai full elektrifikasi, Transjakarta menjalin kerjasama dengan beberapa Perusahaan Otobus (PO). Salah satu PO yang siap menyuplai bus listrik Transjakarta adalah Mayasari Bakti. Bus listrik PO Mayasari Bakti yang beroperasi dalam layanan Transjakarta merupakan bus listrik asal China, yaitu BYD (Build Your Dream), dengan tipe K9.
Bus listrik BYD K9 tersebut menggunakan model bus listrik lantai rendah berbasis baterai dengan panjang maksimal 13.500 mm dengan jumlah berat yang diperbolehkan (GVW) maksimal 18.000 kg. Bus ini juga dipersenjatai baterai berkapasitas minimal 320 Kwh atau kapasitas yang direkomendasikan oleh APM untuk dapat beroperasi minimal 200 km/hari selama masa garansi minimal 8 (delapan) tahun.
Direktur Utama PT Mayasari Bakti, Asep Eris Mahfud menyebut, Bus listrik BYD K9 merupakan tipe bus single low entry berkapasitas 50 orang penumpang. Dengan kapasitas baterai 324 kWh, bus ini mampu menempuh jarak maksimal 250km per hari. Pengisi dayanya berjenis DC Plug-in Charging dengan konsumsi daya maksimum 1,3 kWh per km.
“Pengisian dayanya dilakukan secara overnight charging atau pengisian daya pada malam hari di depo setelah operasi selesai. Durangi pengisian daya sekitar 1,5-2 jam sekali pengisian. Kapasitas pengisian daya 200 kWh dengan jumlah charger 10 unit untuk mengisi daya 30 bus. Dengan demikian rasionya 1 charger untuk 3 bus,” ungkap Asep.
Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Syafrin Liputo menjelaskan, saat ini pengembangan dan penggunaan kendaraan listrik di DKI Jakarta terus intensif dilakukan. Salah satunya dilakukan melalui angkutan umum Transjakarta. Dengan beralih ke bus listrik, tingkat polusi suara berpotensi menurun hingga 28 persen dibandingkan pada bus diesel. Emisi CO2 pada gas buang juga dapat berkurang hingga 50,3 persen.
“Level efisiensi energi pada bus listrik juga memiliki potensi 5 kali lebih tinggi dibandingkan pada bus diesel. Namun selain untuk mengurangi emisi, bus listrik juga bisa meningkatkan modal share pengguna angkutan umum. Dengan mengoperasikan angkutan umum ramah lingkungan, diharapkan pengguna kendaraan umum dapat meningkat. Tentu saja itu akan mengurangi kemacetan dan emisi kendaraan bermotor,” ujar Syafrin.
Rencananya, rute operasi bus listrik pada tahap awal akan fokus pada rute non-BRT (Bus Rapid Transit). Pada tahap awal, rute yang digunakan adalah rute 1P (Terminal Senen-Bundaran Senayan) dengan jam operasi mulai pukul 06.00-21.00 WIB. Rute non-BRT lain sebagai rute operasi bus listrik selanjutnya adalah rute 1R (Tanah Abang-Terminal Senen), 1N (Blok M-Tanah Abang), dan 6N (Ragunan-Blok M).
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan mengungkapkan, seiring komitmen Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta dalam rangka meningkatkan kualitas udara Ibukota, Transjakarta menghadirkan armada berbasis listrik sebagai bus masa depan. Ini ditujukan guna mengurangi emisi karbon di sektor transportasi dan mengurangi polusi udara untuk menjadi kota berketahanan iklim yang sejalan dengan Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) Report.
“Hari ini adalah hari bersejarah, dengan beroperasinya 30 unit bus listrik Transjakarta. Di DKI Jakarta sendiri, kami berencana tahun ini akan ad 100 unit trasjakarta yang menggunakan tenaga listrik,” ungkap Anies saat menjajal bus listrik Transjakarta tipe BYD K9 bersama awak media (8/3).
Anies mengakui salah satu persoalan DKI Jakarta saat ini adalah polusi udara yang diakibatkan asap kendaraan. Anies menilai bus listrik merupakan solusi yang tepat untuk membebaskan Jakarta dari emisi berbahaya akibat polusi bahan bakar fosil. “Transportasi listrik menjadi salah satu solusi yang layak untuk dibahas, dipertimbangkan, dan kita semua sedang menuju kepada model transportasi bebas emisi,” ujar Anies.
Anies menyebut, elektrifikasi dalam sistem transportasi telah diamanatkan dalam Peraturan Gubernur (Pergub) DKI Jakarta Nomor 90 Tahun 2021. Hal ini juga sejalan dengan Presiden No 55 Tahun 2019 Tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle) untuk Transportasi Jalan.
Bus listrik Transjakarta tercatat menjadi armada berbasis listrik pertama yang hadir di Indonesia, khususnya Jakarta. Saat ini Transjakarta memiliki lintasan BRT sepanjang 237 km, non BRT dan angkutan mikro dengan jumlah armada yang besar melayani masyarakat setiap harinya. Oleh karena itu, elektrifikasi bus ini diharapkan dapat memberi dampak yang signifikan terhadap manfaat kesehatan masyarakat serta peningkatan kualitas udara.
Faris Sabilar Rusydi