Tim peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengembangkan teknik iradiasi pangan yang dapat memperpanjang masa simpan produk pangan. Inovasi ini diharap menjadi solusi pengolahan pascapanen yang selama ini dinilai belum maksimal.
Sejatinya, teknik iradiasi pangan bukanlah hal baru di dunia. Namun di Indonesia, teknik ini belum populer. Pemanfaatannya belumlah masif. Begitu pun pemahaman masyarakat terkait teknik ini yang masih minim. Padahal, teknik iradiasi pada produk pangan memiliki banyak manfaat. Mulai dari mencegah hama pada sayur dan buah hingga memperpanjang waktu simpan produk olahan pangan.
Pelaksana Tugas Kepala Pusat Riset Proses Radiasi Organisasi Riset Tenaga Nuklir (ORTN), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Irawan Sugoro menyebut, iradiasi pangan adalah metode penyinaran terhadap pangan, baik menggunakan zat radioaktif maupun akselerator. Penyinaran dilakukan untuk mencegah terjadinya pembusukan dan kerusakan pangan serta membebaskan produk pangan dari mikroorganisme yang berbahaya.
“Proses iradiasi pangan mampu meningkatkan keamanan pangan. Jadi iradiasi pangan merupakan proses yang aman, efektif, dan efisien. Iradiasi pangan juga tidak bisa dipisahkan dari serangkaian tahapan jaminan mutu yang telah diterapkan sebelum bahan pangan diiradiasi sampai didistribusikan dan disimpan,” ujar Irawan, belum lama ini. Artikel selengkapnya dapat anda baca di Majalah Sains Indonesia edisi April 2022