Digitalisasi mendorong dunia usaha untuk menyesuaikan diri. Tantangannya saat ini adalah minimnya talenta digital di dalam negeri yang kemampuan dan keterampilan untuk mendukung transformasi digital.
Masa pandemi telah mempercepat terjadinya transformasi digital berbagai aspek, sehingga terjadi perubahan perilaku masyarakat dan konsumen menuju ke pola hidup digital dalam berinteraksi dan aktivitas kehidupan sehari-hari. Hal ini mendorong dunia usaha untuk menyesuaikan diri menggunakan teknologi digital baik dalam pelayanan ke konsumen maupun dalam proses perusahaan agar tetap bertahan dan berhasil lebih baik.
Pasar ekonomi digital Indonesia adalah yang terbesar di ASEAN, senilai US$70 miliar dan menguasai sekitar 40 persen pangsa pasar ASEAN. Nilai ini diperkirakan akan terus meningkat hingga US$124 miliar hingga tahun 2025.
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian memperkirakan dibutuhkan 9 juta talenta digital pada 2030 Indonesia untuk menyulap potensi tersebut menjadi berkah bagi Indonesia. Agar Indonesia tidak hanya sekadar pasar bagi produsen global yang menguasai perekonomian digital.
Kemenko Perekonomian memperkirakan, pengembangan keterampilan digital akan memberikan kontribusi sebesar Rp 4,434 triliun bagi perekonomian Indonesia pada 2030 atau setara dengan 16 persen Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Talenta digital jelas akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi digital Indonesia ke depan. Artikel selengkapnya dapat anda baca di Majalah Sains Indonesia edisi April 2022