Beberapa waktu lalu di ruang tunggu salah satu lembaga konsultasi psikologi ada sejumlah remaja didampingi para orang tua menunggu dengan tegang. Ya, mereka menunggu untuk dipanggil ke ruang tempat konsultasi psikologi. Dari obrolan singkat, ternyata mereka ini remaja Sekolah Menengah Atas (SMA) bersama kedua orang tuanya.
Mereka ini sebagian dari mungkin banyak siswa SMA atau Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang sudah mendekati masuk perguruan tinggi tapi namun masih bingung mau memilih jurusan apa dan Perguruan Tinggi Negeri (PTN) mana? Mungkin tampak aneh ya, sudah mau lulus SMA kok belum tahu mau kuliah ke mana?
Kalau coba kita simak dari banyak perbincangan, tidak sedikit terjadi pertentangan antara anak yang mau kuliah dan kedua orang tuanya dalam memilih kampus dan jurusan. Dengan beragam argumentasi yang kadang bertolak belakang terjadi perbedaan pendapat, kalau tidak mau dikatakan konflik, antara anak dan orang tua dalam masalah pemilihan jurusan dan kampus.
Melihat kondisi ini, akhirnya ada lembaga psikologi yang memang mengkhususkan diri membantu keluarga yang menghadapi masalah tersebut. Sebetulnya kalau sejak awal sudah dijalin komunikasi yang baik antara anak dan orang tua, pertentangan dan konflik tersebut tidak perlu terjadi. Hal ini akan menambah beban anak yang sudah di kelas akhir SMA atau SMK. Artikel selengkapnya dapat anda baca di Majalah Sains Indonesia edisi Juni 2022
