Konsorsium riset halal diberi tugas mengembangkan metode identifikasi produk halal dan menghasilkan inovasi produk halal di Indonesia.
Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) belum lama ini, menginisiasi pendirian konsorsium riset halal di Indonesia. Kerja sama pun sudah dilakukan bersama dengan Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) serta pusat riset halal yang ada di perguruan tinggi.
Setidaknya ada dua target riset yang akan difokuskan, yakni terkait identifikasi kehalalan produk serta substitusi bahan halal. Pemerintah berharap pengembangan riset halal di Indonesia bisa semakin kuat dengan adanya konsorsium tersebut.
Pelaksana Tugas Kepala Pusat Riset Teknologi dan Proses Pangan BRIN, Satriyo Krido Wahono menyampaikan, pembentukan konsorsium riset halal akan terus bergerak dan diharapkan pada 2024 paling tidak sudah menghasilkan beberapa inovasi.
“Salah satunya yaitu dengan mengoptimalisasi metode deteksi produk halal agar proses deteksinya bisa lebih cepat dan mudah,” ujarnya, di Jakarta, Jumat (1/4).
Menurut Satriyo, alat identifikasi kehalalan produk yang saat ini tersedia belum cukup baik karena masih membutuhkan waktu yang lama. Biasanya proses yang dibutuhkan lebih dari 20 jam. Karena itu, berbagai pengembangan perlu dilakukan untuk menghasilkan inovasi alat identifikasi kehalalan produk dengan hasil yang cepat dan akurat. Artikel selengkapnya dapat anda baca di Majalah Sains Indonesia edisi Juni 2022