Antisipasi Krisis Pangan Global, Balitbangtan Siapkan IP400

0
123

Dunia kini dihadapkan pada ancaman krisis pangan. Presiden Jokowi mewanti-wanti, kelangkaan dan lonjakan harga pangan yang terus meluas di berbagai negara.

Perubahan iklim, dampak pandemi Covid-19, dan terakhir perang perang Rusia-Ukraina menjadi faktor utama meningkatnya ancaman krisis pangan. Sejumlah negara produsen pun melakukan moratorium ekspor demi mengamankan stok domestik mereka. Jika pada Januari 2022 hanya ada tiga negara yang menyetop ekspor pangan, jumlahnya meningkat menjadi 23 negara pada Juni 2022.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun kembali menekankan pentingnya kemandirian pangan agar terhindar dari ancaman kelaparan dan krisis sosial ekonomi karena mahalnya harga pangan dan kelangkaan stok. Dengan kemandirian Indonesia tidak tergantung pada negara lain.
“Semestinya kita bisa mengubah ancaman menjadi peluang, dengan menjadi negara pengekspor komoditas pangan. Lahan kita luas, namun masalahanya banyak yang belum produktif,” tegasnya.

Keanekaragaman hayati yang besar harus dikembangkan menjadi bahan pangan alternatif dengan cara diversifikasi pangan dan hilirisasinya. Jokowi melanjutkan, tidak hanya tergantung pada beras, namun juga mengembangkan berbagai bahan pangan lain seperti jagung, sagu, sorgum, dan aneka umbi-umbian.

“Kita sudah merasakan dampak krisis pangan global. Harus ada rencana-rencana besar agar kita terbebas dari ancaman. Saya minta Menteri Pertanian, Menteri KLHK, dan Menteri Agraria/Kepala BPN, dan Menteri BUMN, serta lembaga terkait lainnya berkoordinasi untuk memanfaatkan lahan kita memproduksi bahan pangan,” titahnya. Artikel selengkapnya dapat anda baca di Majalah Sains Indonesia edisi Juli 2022

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini