Prototipe implan tulang belakang berbahan titanium akan melakukan uji klinik dalam waktu dekat. Produk inovasi kesehatan hasil riset Pusat Riset Material Maju Badan Riset dan Inovasi Nasional ini diharap menjadi solusi untuk memperbaiki gangguan pada tulang belakang.
Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui skema pendanaan fasilitasi Pengujian Produk Inovasi Kesehatan (PPIK) dalam waktu dekat akan melakukan uji klinik pada prototipe implan tulang belakang. Produk inovasi kesehatan yang dihasilkan Pusat Riset Material Maju (PRMM), Organisasi Riset Nanoteknologi dan Material, BRIN ini diharap dapat menjadi solusi untuk memperbaiki kondisi tulang belakang yang mengalami gangguan.
Menurut Perekayasa Ahli Utama, PRMM-BRIN, I Nyoman Jujur, manfaat produk implan tulang belakang, di antaranya membentuk suatu konstruksi penyokong yang mengoreksi deformitas dan instabilitas tulang belakang.
“Jika seseorang mengalami kecelakaan, biasanya akan terjadi gangguan pada tulang belakang. Dengan produk ini, posisi tulang belakangnya akan dapat dikoreksi,” tutur Jujur dalam Webinar Fasilitasi PPIK, baru-baru ini.
Penggunaan implan tulang belakang juga bermanfaat untuk mengoreksi kelainan bentuk yang diakibatkan oleh penyakit degeneratif diskus, infeksi, tumor, maupun patah tulang pada regio tulang belakang. Di sisi lain, kebutuhan implan di Indonesia ternyata cukup tinggi, namun ketersediaannya masih bergantung pada produk impor. Inovasi implan tulang belakang karya PRMM pun menjadi angin segar untuk penguatan teknologi produksi alkes dalam negeri.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2016, kebutuhan implan tulang di Indonesia mencapai sekitar Rp 20 triliun. Artikel selengkapnya dapat anda baca di Majalah Sains Indonesia edisi Juli 2022