Kementerian Pertanian menjadikan Gerakan Nasional Indeks Pertanaman (IP) 400 sebagai salah satu kunci peningkatan produksi beras nasional.
Untuk bisa mewujudkan peningkatan produsu beras di Tanah Air, selain dukungan alat mesin pertanian dan irigasi yang baik, Gerakan IP 400 memerlukan dukungan varietas genjah dan produktivitas tinggi.
Kepala Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi), Yudi Sastro mengungkapkan kesiapannya menyukseskan Gerakan Nasional IP 400. Di antaranya inovasi teknologi yang disiapkan adalah perakitan varietas padi super genjah atau berumur tanam pendek dengan produktivitas tinggi.
Salah satu varietas yang disiapkan adalah padi hibrida varietas unggul Respati. Menurut Yudi, varietas ini memiliki potensi hasil tinggi yang mencapai hasil 9,7 ton per hektare dan hasil uji multilokasi memiliki rata-rata hasil 7,5 ton per hektare.
Menurut Peneliti BB Padi Satoto, varietas Respati berasal dari persilangan Maros dengan F110 dan Bio9. Varietas tersebut dikenal unggul di hasil dan mempunyai ketahanan terhadap hama dan penyakit, antara lain wereng coklat biotipe 1 dan 2 dan penyakit hawar daun bakteri (HDB) patotipe III dan VIII merupakan warisan dari salah satu tetuanya yaitu Bio9. Respati juga tahan terhadap penyakit blas terutama ras 033, 073, dan 133 menambah deretan kelebihan dari padi inbrida ini. Artikel selengkapnya dapat anda baca di Majalah Sains Indonesia edisi Juli 2022