Standardisasi screenhouse penting agar secara teknologi dan fungsi bisa dipertanggungjawabkan. Hasil produksi pun bisa bersaing di pasar global.
Perubahan iklim dan penyusutan lahan pertanian menjadi isu penting penyediaan pangan dan hortikultura saat ini dan ke depan. Penurunan produktivitas dan produksi pertanian terutama pangan dan hortikultura bisa memicu krisis pangan.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan), Fadjry Djufry mengatakan, diperlukan transformasi sistem pangan yang mampu membantu meningkatkan daya tahan terhadap ketersediaan pangan. Salah satu yang terus dikembangkan urban farming dengan memanfaatkan inovasi teknologi budidaya rumah kasa (screenhouse) yang ditopang oleh digitalisasi pertanian.
“Kita memerlukan teknologi budidaya pertanian yang tidak memerlukan lahan luas, efisien atau berbiaya rendah, bebas pestisida, dan produktivitas tinggi secara berkelanjutan. Salah satu pilihannya adalah pertanian rumah kasa,” katanya.
Rumah kasa sebetulnya bagian dari greenhouse farming. Balitbangtan mengembangkan smart greenhouse dengan memanfaatkan teknologi internet of things (IoT). Berbagai alat produksi dapat terhubung ke internet dan bermanfaat untuk monitoring pertanaman dari mana saja.
“Dengan pemberian nutrisi yang presisi dan lingkungan yang terkontrol, kualitas, dan kuantitas produk dapat meningkat disamping keadaan cuaca yang tidak menentu,” tuturnya. Artikel selengkapnya dapat anda baca di Majalah Sains Indonesia edisi Agustus 2022