Apa rasanya jika teh dan kopi dicampur (blend) menjadi suatu minuman? Keunikan rasa itu bisa Anda nikmati saat menyesap Kaskara, teh yang terbuat dari kulit biji kopi.
BOGOR, Sains Indonesia – Kaskara atau cascara berasal dari bahasa Spanyol yang berarti kulit. Selama ini, kulit kopi tidak dimanfaatkan dan hanya menjadi limbah buangan kopi. Padahal kulit kopi mengandung beragam nutrisi dan antioksidan yang baik untuk kesehatan tubuh.
Adalah Betty, seorang pegiat usaha kecil asal Leuwiliang, Bogor yang menyulap kulit kopi menjadi teh, minuman menyegarkan yang berkafein rendah. Sejak tahun 2017, Betty membuka kedai kopi.
“Leuwiliang itu sejak zaman kolonial Belanda banyak ditanami kopi, tapi anehnya tidak ada produk kopi khas Leuwiliang. Dari sinilah kami tergerak untuk menghidupkan lagi budidaya kopi di sini,” bebernya.
Saat ini, kebun kopi milik Betty mencapai luas empat hektare. Sebelum membuka kebun kopi sendiri, Betty dibantu Sang Suami bermitra dengan sejumlah petani kopi di lingkungan tempat tinggalnya di Leuwiliang.
Ia membina petani agar produksi kopinya bagus dan kemudian membeli hasil panen mereka. Ia merevitalisasi tanaman kopi milik petani yang umumnya warisan turun temurun beberapa generasi.
Betty termotivasi agar kampung halamannya memiliki produk yang unik dan khas, sekaligus meningkatkan nilai ekonominya. Selama ini masyarakat di daerahnya tidak mendapatkan nilai tambah dari kopi yang mereka tanam, sehingga tingkat kesejahteraannya masih rendah.
Dengan mengolah kulit biji kopi, maka ada tambahan penghasilan baik dari kopinya sendiri maupun produk samping. Kulit biji kopi dan daun kopi yang selama ini dianggap limbah, diolah menjadi teh yang bernilai ekonomi tinggi. Selain the kaskara dari kulit kopi, Betty juga mengolah daun kopi menjadi teh yang Ia beri nama Teh Kawa Daun.
Betty menjelaskan, umendapatkan kulit ceri kopi, proses depulping atau pengupasan kopi dapat dilakukan dengan menggunakan alat penumbuk. Proses tersebut akan memisahkan komponen kopi yaitu pulpa kopi (coffee pulp) yang terdiri dari kulit ceri dan daging buah kopi dan biji kopi hijau (green bean coffee). Dari 100 kg ceri kopi yang dilakukan proses depulping akan dihasilkan 56,8 kg biji kopi serta 43,2 kg kulit dan daging kopi.
“Saya memilih buah kopi yang sudah matang atau berwarna merah karena kualitasnya memang yang paling baik,” ujarnya.
Setelah melalui proses pengeringan, kulit ceri kopi pun dikemas menjadi teh Kaskara, teh herbal siap seduh. Untuk setiap kemasan 100 gram dibanderol seharga Rp 25.000.
Manfaat Kesehatan
Dikutip dari allodokter, kulit ceri kopi mengandung senyawa fenolik berupa asam klorogenat sebanyak 2,6% dari berat keringnya yang diketahui memiliki sifat antioksidan yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh manusia. Teh kulit kopi bagus untuk melancarkan pencernaan, mengatasi sembelit, dan meringankan masalah lambung dan radang usus.
Selain itu, kandungan antioksidan pada Teh Kaskara bermanfaat mencegah kanker, penyakit jantung dan diabetes atau menurunkan kandungan gula darah. Teh Kaskara juga diketahui baik dikonsumsi untuk menjaga kesehatan dan fungsi otak.
Pengolahan Kulit Ceri Kopi menjadi Cascara
Proses pengeringan kulit kopi menjadi cascara, seperti dikutip dari situs https://sith.itb.ac.id, jika menggunakan metode oven waktunya sekitar 9 jam. Sedangkan dengan metode shade drying atau dikeringkan dibawah atap membutuhkan waktu 53 jam.
Selanjutnya Cascara kering ditumbuk halus dan dikemas di dalam kantung teh sehingga mempermudah penyajian minuman cascara atau dikemas langsung menjadi teh tubruk. Kantung the berisi cascara tersebut dapat dibungkus dengan metode plastic clip untuk menjaga kadar air dan kualitas cascara.
Hasil penelitian sejumlah mahasiswa ITB di di kampung Cibeusi, Sumedang menunjukkan pemanfaatan kulit biji kopi dapat meningkatkan pendapatan petani kopi lebih dari 200 persen. Awalnya petani hanya memperoleh pendapatan Rp 1.374.000/hektar. Dengan adanya produk teh Cascara, pendapatan petani meningkat menjadi Rp 3.201.400/hektar.
Setia Lesmana