Melihat Lebih Dekat Jejak Perjuangan Taruna Akmil Yogya dan Siliwangi

0
244

Jika anda menyukai sejarah perjuangan dan tengah berlibur ke Bandung, sempatkanlah datang ke Museum Mandala Wangsit di Jl Lembong. Di dalam museum sejarah ini, baru saja diresmikan Ruang Akademi Militer Yogya Di Museum Siliwangi-Bandung yang merekam jejak-jejak perjuangan Taruna Akmil-Yogja dan Siliwangi di Tanah Air.

Pada 23 Januari 1950, terjadi Pemberontakan Angkatan Perang Ratu Adil (APRA) di Bandung. Komandan AD, Letkol AG Lembong dan ajudannya, Letda Leo Kailola, gugur diberondong tembakan Pemberontak APRA di depan Markas Kwartier Divise Siliwangi (kini Museum Siliwangi).
Dalam sejarahnya, Alumni Akmil Yogya -lulusan 1948-1950- terdiri tiga angkatan, berjumlah 350 perwira.Sebagian besar pernah berjuang di Jawa Barat dan berjuang bersama Pasukan Siliwangi.  Akmil Yogya ditutup pada 1950 dan dibuka kembali oleh Presiden Soekarno pada 11 November 1957 di Akmil Magelang, sebagai Angkatan Keempat. Tercatat 10 Alumni Akmil Yogya yang gugur saat beroperasi bersama Siliwangi, antara lain Vaandrig Cadet Anto Soegiarto dan Vaandrig Cadet Hardo Sumeru yang gugur saat Operasi Penumpasan PKI-Muso/Madiun, Letda Leo Kailola dan Letda Johannes Sanjoto yang gugur saat Peristiwa APRA – Bandung, Januari 1950, bersama Letkol AG Lembong, ada pula Letda Torry Soebiantoro yang gugur di Ciamis, 1955, dalam Operasi Penumpasan DI/TII Kartosuwiryo, serta Lettu Oetoro, yang gugur dalam Operasi Garuda II di Congo – Afrika.
Museum Mandala Wangsit Siliwangi mengabdikan dan mencatat sejarah pengabdian para Alumni Akmil Yogya bersama Siliwangi. Seperti dalam Operasi Penumpasan APRA 1950, Operasi Penumpasan Pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS) 1951, Penumpasan PRRI/Permesta 1958, Penumpasan DI/TII Kahar Muzakar di Sulawesi Selatan, Penumpasan DI/TII Kartosuwiryo di Jawa Barat, sebagai Kontingen Garuda II Pasukan Penjaga Perdamaian PBB di Congo-Afrika, juga Operasi Trikora Pembebasan Irian Barat, Operasi Dwikora, dan Operasi Penumpasan G 30 S/PKI.
Salah satu koleksi sejarah di Corner IKM, Museum Mandala Wangsit. Senapan Mesin Browning water-cooled. Senapan ini kerap dipakai oleh Taruna MA-Yogya, terutama saat Operasi Penumpasan Pemberontakan PKI di Madiun, 1948.
Untuk mengenang perjuangan Letda Leo Kailola beserta perjuangan para alumni Akademi Militer Yogya saat berjuang di Jawa Barat, juga saat bertempur bersama Pasukan Siliwangi dan untuk mereka yang pernah bertugas di Kodam Siliwangi maka pada Minggu, 18 Desember 2022, KSAD, Jenderal Dudung Abdurrachman meresmikan Ruang Akademi Militer Yogya dan Siliwangi di Museum Mandala Wangsit.
Sejarah Perjuangan Para Taruna dan Perwira Remaja Akmil Yogyakarta memang unik dan heroik. Selain belajar dan berlatih, mereka juga langsung diterjunkan ke medan pertempuran sesungguhnya.  Pada kurun 1945-1950, tercatat 42 orang diantara mereka gugur di medan laga.  Saat Perang Kemerdekaan 1, tahun 1946, Para Taruna Tingkat I Akmil Yogya, dipimpin Mayjen dr.Moestopo, dikirim untuk bertempur di wilayah Bandung Utara dan berjuang dibawah Komandan Sektor Priangan Utara, Letkol Sukanda Bratamenggala.  
KSAD Jenderal Dudung Abdurrachman dan Ikatan Keluarga Akademi  Militer Yogya (IKAM-Yogya) meresmikan Ruang Akademi Militer Yogya dan Siliwangi (Corner IKAM) di Museum Mandala Wangsit, Ahad, 18 Desember 2022. Corner IKAM diresmikan untuk mengenang perjuangan Letda Leo Kailola beserta perjuangan para alumni Akademi Militer Yogya saat berjuang di Jawa Barat dan saat bertempur bersama Pasukan Siliwangi sekaligus untuk mengenang mereka yang pernah bertugas di Kodam Siliwangi.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini