Kemenko Marves Gelar Studi Sosial Pengembangan Desa Konservasi di Majalengka

Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Kemenko Marves) menyelenggarakan Studi Sosial Pengembangan Desa Konservasi di Majalengka. Studi bertajuk Join Course Program Social Design 2.0 itu diselenggarakan di Desa Bantaragung, Kecamatan Sindangwangi pada Sabtu-Ahad, 5-6 Agustus 2023.

0
106

Majalengka, Sains Indonesia – Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Kemenko Marves) menyelenggarakan Studi Sosial Pengembangan Desa Konservasi di Majalengka. Studi bertajuk Join Course Program Social Design 2.0 itu diselenggarakan di Desa Bantaragung, Kecamatan Sindangwangi pada Sabtu-Ahad, 5-6 Agustus 2023.

Asisten Deputi Infrastruktur Pengembangan Wilayah (Asdep IPW) Kemenko Marves, Djoko Hartoyo menyebut, studi sosial ini merupakan implementasi Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 87 Tahun 2021 tentang Percepatan Pembangunan Kawasan Rebana dan Jawa Barat Bagian Selatan (Jabarsel). 

Tim Kemenko Marves sebelumnya sudah melakukan survei lokasi ke Majalengka pada 13-14 April 2023. Saat itu ada 5 desa di sekitar Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) yang dikunjungi. Setiap desa memiliki potensi dan keunikan tersendiri. Setelah survei dan studi awal itu, Desa Bantaragung ditetapkan sebagai lokasi kajian karena dinilai mewakili kebutuhan di Majalengka.

“Kajian di Desa Bantaragung ini merupakan tindak lanjut dari program pengembangan Desa Konservasi di Majalengka. Pengembangan Desa Konservasi ini merupakan usulan Pemerintah Provinsi Jawa Barat, karena letak geografis Majalengka sebagai penyangga TNGC,” papar Asdep Djoko saat membuka kegiatan Join Course Program Social Design 2.0 itu, Sabtu 5 Agustus 2023.

Hasil studi nantinya akan menjadi masukan bagi pemerintah pusat dan daerah terkait model pengembangan Desa Konservasi di Kabupaten Majalengka. Asdep Djoko menilai Majalengka akan semakin berkembang kedepannya, secara ekonomi maupun pariwisata. Terlebih setelah dibukanya Tol Cisumdawu yang mempersingkat waktu tempuh dari Bandung ke Majalengka. Bandara BIJB Kertajati juga akan berkembang seiring dengan rencana penambahan jumlah rute penerbangan dalam waktu dekat.

“Majalengka juga menjadi lokasi pembangunan untuk Kampus Politeknik Manufaktur (Polman) 2. Tahun ini Polman akan membangun Gedung Technopole. Kami juga mendorong agar anak-anak muda di Bantaragung ini bisa menerima beasiswa afirmatif dari Provinsi. Jadi nanti akan ada alokasi 20 orang perwakilan dari Dinas di provinsi, dan saya harap minimal ada 1 orang dari desa ini yang bisa mendapat beasiswa,” tutur Asdep Djoko.

Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Kemenko Marves) menyelenggarakan Studi Sosial Pengembangan Desa Konservasi di Majalengka. Studi bertajuk Join Course Program Social Design 2.0 itu diselenggarakan di Desa Bantaragung, Kecamatan Sindangwangi pada Sabtu-Ahad, 5-6 Agustus 2023. Asisten Deputi Infrastruktur Pengembangan Wilayah (Asdep IPW) Kemenko Marves, Djoko Hartoyo menyebut, studi sosial ini merupakan implementasi Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 87 Tahun 2021 tentang Percepatan Pembangunan Kawasan Rebana dan Jawa Barat Bagian Selatan (Jabarsel). 

Medio 31 Maret 2023, Asdep IPW Kemenko Marves meneken Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Padjadjaran (Unpad) terkait Studi Sosial Program Percepatan Pengembangan Wilayah di Kabupaten Majalengka. Dalam PKS itu, tim FISIP Unpad akan melakukan studi sosial di sejumlah desa sekitar kawasan TNGC. Pada prosesnya, FISIP Unpad juga mengajak mahasiswa dari Waseda University Jepang untuk bergabung dalam studi.

Wakil Dekan 1 Bidang Kemahasiswaan FISIP Unpad, Ida Widianingsih menyebut, ada 15 orang mahasiswa dari Program Administrasi Publik Unpad dan 5 orang mahasiswa Ilmu Sosial Waseda University Jepang terlibat dalam Join Course Program Social Design 2.0. Mereka kemudian dibagi ke dalam 5 kelompok topik riset, yaitu organizational capacity, governance, rural economic development, policy, dan society. Dalam setiap kelompok studi itu, mahasiswa didampingi oleh dosen dari Unpad, Waseda, dan juga Kemenko Marves sebagai fasilitator. 

Kegiatan studi sosial sebelumnya juga pernah digelar Kemenko Marves pada 13-16 Oktober 2022 yang melibatkan 34 mahasiswa Unpad, 9 mahasiswa Waseda University, dan 1 mahasiswa S2 dari Afganistan. Pada kesempatan itu, para mahasiwa melakukan survei pengumpulan data, memuat agenda observasi lapangan, dan wawancara kepada masyarakat di 4 desa, yaitu Desa Cibuntu, Desa Cibeureum, Desa Cisantana, dan Desa Karangsari.

“Apa yang kami lakukan di Kabupaten Kuningan tahun lalu dan sekarang di Kabupaten Majalengka, juga merupakan implementasi dari program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Dimana Kemenko Marves menjadi tim pendamping lapangan bersama dengan Bappelitbangda. Kami juga akan melakukan studi sosial semacam ini di Kabupatan Subang. Pembangunan Desa Konserasi di tiga Kabupaten ini merupakan proyek prioritas (P1) dan telah memenuhi Readiness Criteria hasil validasi BPKP dan ditargetkan selesai sebelum 2024,” ungkap Asdep Djoko.

Asdep Djoko berharap penelitian yang dilakukan kelak memberi dampak positif. Hasil dari kajian tersebut nantinya dapat diselaraskan dengan program eksisting dari pemerintah pusat maupun daerah, seperti program Desa Digital, Rumah Produksi Bersama, Pembangunan Akses Telekomunikasi, hingga Korporasi Petani. “Kemenko Marves siap menjadi penghubung dan memfasilitasi, apa-apa yang menjadi kendala ataupun masukan untuk pengembangan Desa Konservasi ini dapat dikomunikasikan sehingga bisa ditemukan penyelesaiannya,” tegas Asdep Djoko.

Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Kemenko Marves) menyelenggarakan Studi Sosial Pengembangan Desa Konservasi di Majalengka. Studi bertajuk Join Course Program Social Design 2.0 itu diselenggarakan di Desa Bantaragung, Kecamatan Sindangwangi pada Sabtu-Ahad, 5-6 Agustus 2023. Ada 15 orang mahasiswa dari Program Administrasi Publik Unpad dan 5 orang mahasiswa Ilmu Sosial Waseda University Jepang terlibat dalam Join Course Program Social Design 2.0. Mereka kenudian dibagi ke dalam 5 kelompok topik riset, yaitu organizational capacity, governance, rural economic development, policy, dan society. 

Join Course Program Social Design 2.0 juga dihadiri oleh Executive Director Daiwa Institute of Research, Eiichiro Ashida; Assistant Manager The Aichi Bank Ltd, Arata Tsuzuki; dan President and Representative Director D+Daiwatech, Tadashi Oka. Daiwa Tech merupakan industri dari Jepang yang sudah berpengalaman membangun rumah ramah lingkungan dan tahan gempa. Daiwatech saat ini tengah melakukan riset untuk pengembangan “rumah hijau” di Indonesia.

“Jadi selain studi sosial, kami juga memfasilitasi delegasi dari Daiwatech yang memang tengah mencari lokasi untuk pilot project pengembangan rumah ramah lingkungan dan tahan gempa di Indonesia. Majalengka adalah salah satu opsi. Daiwatech ini menarik karena mereka sangat konsen dengan pemanfaatan sumber-sumber energi lokal. Itu yang kami harapkan, sehingga potensi daerah bisa dimaksimalkan,” tambah Asdep Djoko.

Kepala Desa Bantaragung, Samhari menyambut positif berlangsungnya kegiatan studi sosial di wilayahnya. Menurutnya, Desa Bantaragung memiliki banyak potensi alam maupun ekonomi yang bisa digali dan dimaksimalkan. Pengembangan Bantaragung sebagai Desa Konservasi itu sejatinya telah dimulai sejak 2008 atau sejak peralihan status pengelolaan kawasan hutan di sekitar Gunung Ciremai dari Perhutani ke TNGC. Hingga saat ini, kawasan konservasi di Desa Bantaragung dengan daya tarik wisata yang tidak kalah memukai dari Ubud di Bali ini masih dilakukan secara swadaya oleh masyarakat.

“Semoga kehadiran Kemenko Marves dan perwakilan dari universitas dan Jepang ini bisa mendatangkan kemajuan bagi kami warga Desa Bantaragung dan juga desa-desa lain di kawasan TNGC. Terutama kemajuan dari sisi ilmu pengetahuan, pengalaman, dan pengembangan ekonomi desa,” harapnya.

Selain dihadiri oleh sejumlah mahasiswa Unpad dan Waseda University serta delegasi industri Jepang, Join Course Program Social Design 2.0 juga dihadiri oleh Pengelola TNGC,  Bappedalitbang Kab Majalangka, dan Bappeda Prov Jabar. (FSR)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini