Kemenko Marves Dampingi Daiwatech Tinjau Lokasi Pembangunan Rumah Hijau 

Asisten Deputi Bidang Infrastruktur Pengembangan Wilayah, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Djoko Hartoyo mendampingi kunjungan Daiwatech Jepang di Desa Bantaragung, Kecamatan Sindangwangi, Kabupaten Majalengka pada Sabtu, 5 Agustus 2023. Daiwatech saat ini tengah melakukan riset di sejumlah darah Indonesia, termasuk Majalengka, untuk ditetapkan sebagai pilot project pembangunan rumah hijau (green housing) dan rumah tahan gempa.

0
137

Majalengka, Sains Indonesia – Asisten Deputi Bidang Infrastruktur Pengembangan Wilayah (Asdep IPW) Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves), Djoko Hartoyo mendampingi kunjungan Daiwatech Jepang di Desa Bantaragung, Kecamatan Sindangwangi, Kabupaten Majalengka pada Sabtu, 5 Agustus 2023. Daiwatech saat ini tengah melakukan riset di sejumlah daerah Indonesia, termasuk Majalengka, untuk ditetapkan sebagai pilot project pembangunan rumah hijau (green housing) dan tahan gempa.

Adapun delegasi Jepang yang berkunjung terdiri dari Executive Director Daiwa Institute of Research, Eiichiro Ashida; Assistant Manager The Aichi Bank Ltd, Arata Tsuzuki; dan President and Representative Director D+Daiwatech, Tadashi Oka. Pada kesempatan tersebut, Asdep IPW yang didampingi Pengelola Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) KLHK, Dadan, dan Perwakilan Pengurus Desa Bantaragung, Jejen mengajak delegasi Jerpang mengunjungi site plan lokasi yang dianggap potensial untuk pengembangan green housing.

Asdep Djoko menyatakan dukungannya terhadap rencana pilot project pengembangan rumah hijau dan rumah tahan gempa yang menggunakan teknologi Daiwatech di Kabupaten Majalengka. Menurutnya, kolaborasi antara Daiwatech dengan Pemkab Majalengka sangat cocok dengan upaya kemandirian energi, kebutuhan wisata, dan kelestarian alam. Tertebih teknologi Daiwatech merupakan teknologi ramah lingkungan, menggunakan energi baru terbarukan, dan bisa dibangun di lokasi rawan gempa.

Asdep Djoko kemudian mengapresiasi kedatangan delegasi Daiwatech Jepang ke Indonesia. Menurutnya hubungan antara Indonesia dan Jepang terkait riset dan pengembangan wilayah sudah terjalin lama dan berjalan harmonis. Asdep Djoko juga menjelaskan bahwa sekarang ini sedang dibangun Tol Cipali-Patimban di KM89, dimana dukungan studi kelayakannya juga didapat dari JICA (Jepang), serta loan untuk pembangunannya juga didapat dari Jepang. Selain itu ada pula rencana pembangunan KA dari Subang sampai Pringkasap, dimana penjajakan kerjasama dengan Jepang juga sudah dimulai.

Asdep IPW mendampingi kunjungan delegasi Daiwatech Jepang ke proyek pembangunan pengelolaan sampah di Desa Bantaragung. Saat ini Desa Bantaragung sudah ditetapkan sebagai Desa Wisata sekaligus Desa Konservasi. Adanya tempat pemilahan sampah antara organik dan organik bisa berdampak masif untuk pengembangan pariwisata dalam jangka panjang.

Adapun lokasi pertama yang dikunjungi adalah proyek pembangunan pengelolaan sampah di Desa Bantaragung. Menurut Asdep IPW, pembangunan tempat pemilahan sampah adalah solusi menekan limbah di lokasi wisata. Saat ini Desa Bantaragung sudah ditetapkan sebagai Desa Wisata sekaligus Desa Konservasi. Adanya tempat pemilahan sampah antara organik dan organik bisa berdampak masif untuk pengembangan pariwisata dalam jangka panjang.

Perwakilan Desa Bantaragung, Jejen menyebut bahwa nantinya sampah-sampah akan dipilah, dipisahkan antara organik dan non-organik. Sampah organik diolah menjadi pupuk kompos, sedangkan sampah non-organik untuk menjadi bahan baku kerajinan tangan bagi UMKM. Pupuk kompos yang dihasilkan diharapkan nantinya bisa menggantikan penggunaan pupuk organik yang saat ini masih dipasok dari luar. Pengelola Desa juga tengah mendorong agar hasil-hasil tanam masyarakat, bisa menggantikan produk pasar yang kurang ramah lingkungan.

Setelah itu, delegasi Jepang diajak mengunjungi Buper Awi Lega di Desa Bantaragung. Saat ini lokasi yang kerap dijadikan tempat perkemahan bagi masyarakat sekitar Majalengka ini masih kekurangan pasokan energi dan air bersih. Akses menuju Buper masih belum bisa dilalui dua mobil. Jalanan masih belum sepenuhnya diaspal lantaran Buper masih dikelola secara swadaya oleh masyarakat. Pada lokasi kedua ini, Asdep Djoko memberikan catatan dan masukan agar lokasi ini bisa menjadi pertimbangan Daiwatech, khususnya terkait dengan teknologi panel surya untuk mengatasi masalah energi.

President and Representative Director D+Daiwatech, Tadashi Oka menyebut pihaknya sangat tertarik dengan potensi pengembangan teknologi dan bisnis milik Dewatech di Indonesia. Ia menyebut Daiwatech berfokus pada pengembangan energi dari solar panel dan angin secara off green. Daiwatech bersifat independen dan menyasar lokasi-lokasi remote maupun blank spot yang tidak tersambung dengan sumber energi. Daiwatech memiliki solar sell modular yang bisa digunakan di lokasi tanpa energi sekalipun. 

Asdep IPW Kemenko Marves dan Delegasi Daiwatech Jepang mengunjungi Buper Awi Lega di Desa Bantaragung. Saat ini lokasi yang kerap dijadikan tempat perkemahan bagi masyarakat sekitar sekitar Majalengka ini masih kekurangan pasokan energi dan air bersih. Akses menuju Buper masih belum bisa dilalui dua mobil. Jalanan masih belum sepenuhnya diaspal lantaran Buper masih dikelola secara swadaya oleh masyarakat. Pada lokasi kedua ini, Asdep Djoko memberikan catatan dan masukan agar lokasi ini bisa menjadi pertimbangan Daiwatech, khususnya terkait dengan teknologi panel surya untuk mengatasi masalah energi.

“Inovasi Daiwatech bahkan sudah teruji di Jepang, dimana masyarakat tanpa sumber energi bisa mendapat energi dari solar panel, kendati di daerah mereka terjadi hujan selama tiga hari berturut-turut. Hal ini memungkinkan karena kemampuan inovasi Daiwatech dalam menyimpan energi di dalam baterai,” paparnya.

Executive Director Daiwa Institute of Research, Eiichiro Ashida menambahkan jika Daiwatech sudah memulai riset terkait green housing dan rumah tahan gempa sejak lama. Riset mereka didorong dari perhatian terhadap Jepang yang merupakan negara rawan gempa. Daiwatech disebutnya sudah sangat berpengalaman dalam memanfaatkan sumber daya alam natural untuk membangkitkan energi. Konsen dari daiwatech sendiri adalah memulihkan diri dari bencana alam, sehingga inovasi green housing mereka bisa digunakan pasca bencana, atau bahkan untuk tindakan pencegahan di daerah-daerah rawan bencana.

“Daiwatech memiliki program untuk masyarakat ekonomi kelas bawah. Dimana di sejumlah lokasi di Jepang, kami memanfaatkan sumber daya alam lokal di daerah setempat agar skala ekonomi menjadi lebih murah. Program ini sudah dimulai sejak 12 tahun lalu, saat Jepang mengalami gempa bumi dan tsunami dahsyat yang meluluhlantakkan sejumlah daerah. Saat ini kami sedang menjajaki kemungkinan membangun pilot project 10 unit green housing di Indonesia,” papar Eiichiro.

Akses jalan pintas menuju dari Buper Awi Lega menuju Curug Cipeteuy. Akses jalan pintas menuju Curug Cipeteuy masih curam dan terjal. Belum ada jalan setapak untuk memudahkan pejalan kaki. Akses jalannya naik turun dan agak sedikit licin karena berlumut. Di beberapa titik terdapat pepohonan tumbang.
Asdep IPW Kemenko Marves beserta Tim dan Delegasi Daiwatech Jepang di Curug Cipeteuy yang merupakan salah satu lokasi wisata andalan di Desa Bantaragung, Majalengka

Setelah dari Buper Awi Lega, Asdep IPW dan delegasi Jepang kemudian berjalan kaki melewati jalan pintas menuju Curug Cipeteuy. Curug ini merupakan salah satu lokasi wisata andalan di Desa Bantaragung. Akses jalan pintas menuju curug ini terbilang curam dan terjal. Belum ada jalan setapak untuk memudahkan pejalan kaki. Akses jalannya naik turun dan agak sedikit licin karena berlumut. Di beberapa titik terdapat pepohonan tumbang.

Pengelola Desa menyebut akses pintasan dari Buper Awi Lega ke Curug Cipeteuy memang belum terbangun dengan baik, karena bukan akses utama. Namun ke depannya ia berharap bisa dibangun akses untuk memudahkan wisatawan dari Buper Awi Lega yang ingin berkunjung ke Curug Cipeteuy dan begitu juga sebaliknya. “Kami berharap jika jalan ini bisa dibangun, orang-orang yang berkunjung ke sini bisa lebih lama,” papar Jejen.

Asdep IPW kemudian menjelaskan bahwa saat ini masih banyak sektor mengandalakan energi fosil sebagai sumber energinya. Termásuk sektor pariwisata. Ia lantas mendorong Daiwatech untuk melakukan riset di Majalengka untuk mengetahui sejauh mana potensi pengembangan energi bersih dan green housing. “Kemenko Marves akan terus mendukung dan memfasilitas sejumlah riset di Kabupaten Majalengka. Salah satu riset yang difasilitasi adalah riset-riset yang mendukung pengembangan wilayah sebagaimana amanat implementasi Perpres Nomor 87 Tahun 2021,” pungkasnya. (FSR)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini