Sains Indonesia, Cilacap – Stasiun Kroya di Kab Cilacap merupakan salah satu stasiun tersibuk di Indonesia karena menjadi simpul persimpangan jalur kereta api dari arah utara maupun selatan Jawa. Data Dinas Perhubungan Kab Cilacap mengungkap, tidak kurang dari 140 dari jalur utara dan 40 jalur selatan melintasi Stasiun Kroya setiap harinya. Belum lagi letak stasiun yang berdekatan dengan pasar dan pusat ekonomi. Hal tersebut menyebabkan persimpangan Kroya yang terletak tidak jauh dari stasiun menjadi sangat sibuk. Kemacetan pun tidak terhindarkan.
Untuk mengurai kepadatan di persimpangan Stasiun Kroya tersebut, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) melalui Asisten Deputi Infrastruktur Pengembangan Wilayah (Asdep IPW) mendorong agar pembangunan Flyover/Overpass Kroya dapat segera dilakukan. Selain mengurai kepadatan, adanya Flyover/Overpass juga akan meningkatkan keselamatan warga di perlintasan sebidang kereta api.
“Usulan Flyover/Overpass ini merupakan bagian program dalam Peraturan Presiden Nomor 79 Tahun 2019 (Perpres 79/2019) tentang percepatan pembangunan ekonomi di Jawa Tengah, termasuk di dalamnya Kab Cilacap. Adanya Flyover/Overpass akan mendukung peningkatan pertumbuhan ekonomi di Kab Cilacap, juga mewujudkan keselamatan lalu lintas dan angkutan jalan,” jelas Asdep IPW Djoko Hartoyo saat meninjau calon lokasi pembangunan Flyover/Overpass Kroya pada Kamis, 16 Mei 2024.
Dalam kunjungan lapangan tersebut, Asdep Djoko didampingi oleh Bpk Sukaryanto dari Dinas Perhubungan Kab Cilacap; Bpk Nanang dari Direktorat Jenderal Perkeretaapian; Ibu Rika dari Balai Teknik Perkeretaapian Kelas 1 Semarang; Bpk Imam Jauhari dari Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kab Cilacap; serta beberapa perwakilan dari Bappeda Provinsi dan dinas-dinas terkait.
Rencananya, Flyover/Overpass Kroya akan dibangun untuk menghubungkan Jl Lettu Suparto dari arah Alun-Alun Kroya ke Jl Merak. Flyover/Overpass akan dibangun di atas perlintasan percabangan jalur kereta api dari utara maupun selatan yang mengarah dari dan ke Stasiun Kroya. Flyover/Overpass ini berlokasi sekitar 200-300 meter dari persimpangan Stasiun Kroya. Besar kemungkinan ketika Flyover/Overpass Kroya ini rampung, maka persimpangan padat itu akan ditutup.
Pembangunan Flyover/Overpass di Cilacap sejatinya bukanlah kali pertama dilakukan. Pengalaman sukses dari Flyover/Overpass Sigong yang dibangun tidak jauh dari Stasiun Kroya menjadi contoh bagaimana Flyover/Overpass terbukti bisa menjadi solusi pengurai kepadatan. Asdep Djoko lalu mengingatkan agar semua pihak dapat berhitung dengan cermat terkait rencana Flyover/Overpass Kroya, khususnya terkait pembebasan lahan dan detail engineeringnya.
“Hal terpenting adalah pengadaan lahan dulu (diselesaikan), baru masuk ke konstruksi. Selain itu perlu ada juga Pernyataan Bupati yang mendukung agar Flyover/Overpass Kroya ini diprioritaskan. Opsi pembangunan overpass bisa lewat DJKA (Direktorat Jenderal Perkeretaapian) ataupun Bina Marga Kementerian PUPR. Kami dari Kemenko Marves akan mengawal dan mendukung agar ini bisa terlaksana,” pungkas Asdep Djoko.
Selain meninjau lokasi pembangunan Flyover/Overpass Kroya, Asdep Djoko juga mendengar usulan dan mendukung pembangunan Flyover/Overpass Kubangkangkung di Kec Kawunganten untuk mengurai kepadatan lalu lintas di perlintasan sebidang kereta api, dan pembangunan Agrowisata Bantarsari seluas 8 hektare. Kedua program tersebut juga tertuang dalam Perpres 79/2019.